Diriwayatkan,
bahwa Mu'adz bin Jabal, Sa'ad bin Mu'adz dan Kharijah bin Zaid pernah bertanya
kepada segolongan pendeta-pendeta Yahudi tentang sebagian apa yang terkandung dalam Taurat, tetapi mereka
menyembunyikannya dan enggan memberitahukannya kepada para shahabat Nabi
itu.
Memang
para ketua Yahudi pada umumnya telah mengingkari tentang keadaan Nabi-nabi
mereka yang mengkhabarkan dan menggembirakan akan
datangnya Nabi Muhammad SAW dan kerasulannya. Mereka biasa mengatakan bahwa
nabi-nabi mereka ada mengkhabarkan sebagiannya akan kedatangan sebagian yang
lain, sedang dalam urusan itu mereka tidak pernah memberikan khabar, bahwa akan
ada seorang Nabi yang akan diutus dari golongan bangsa Arab, dari keturunan
Isma'il. Maka sehubungan dengan sikap pendeta Yahudi itu, Allah menurunkan wahyu
kepada Nabi SAW :
اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَآ اَنْزَلْنَا مِنَ اْلبَيّنَاتِ وَ
اْلهُدى مِنْ بَعْدِ مَا بَيّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِى اْلكِتبِ، اُولئِكَ يَلْعَنُهُمُ
اللهُ وَ يَلْعَنُهُمُ اللّعِنُوْنَ. البقرة:159
Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan (yangjelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya
kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula)
oleh semua (makhluq) yang dapat melaknati.
[QS. Al-Baqarah : 159]
Dan
diriwayatkan pula, bahwa para ketua dan para ulama kaum Yahudi pada umumnya pada
waktu itu biasa mendapat hadiah atau pemberian yang berupa bahan makanan dan
sebagainya dari kaum pengikut mereka, dan selama itu pula mereka senantiasa
mengharap-harap agar supaya lekas dibangkitkan seorang Nabi akhir
zaman.
Dalam sangkaan mereka dikala itu bahwa Nabi akhir zaman yang akan dibangkitkan itu adalah dari keturunan Israil juga,
karena begitulah kebiasaan dari kebanyakan para Nabi. Maka tatkala Nabi Muhammad
SAW telah dibangkitkan, yangmana beliau bukan dari keturunan Israil sebagaimana
yang telah lama mereka sangka, maka mereka khawatir akan kehilangan hadiah atau
pemberian yang biasa diterima dari para pengikut mereka, dan takut pula akan
kemerosotan kedudukan mereka selaku ketua dan ulama Yahudi yang telah biasa
dihormati oleh kebanyakan orang yang ada di dalam lingkungan masyarakat mereka.
Oleh sebab itu dan lain-lain sebab lagi, maka mereka berani menyembunyikan
sifat-sifat Nabi Muhammad SAW dan keterangan-keterangan akan datangnya beliau itu.
Sehubungan
dengan adanya peristiwa yang sedemikian itu, Allah menurunkan wahyu-Nya kepada
Nabi SAW :
اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَآ اَنْزَلَ اللهُ مِنَ اْلكِتبِ وَ
يَشْتَرُوْنَ بِه ثَمَنًا قَلِيْلاً اُولئِكَ مَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ
اِلاَّ النَّارَ وَ لاَ يُكَلّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ وَ لاَ
يُزَكّيْهِمْ وَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ. البقرة:174
Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah
diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit
(murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya
melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari qiyamat
dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat
pedih.
[QS. Al-Baqarah : 174]
Demikianlah
cara dan sikap kaum Yahudi dalam menyembunyikan
kebenaran yang telah diturunkan oleh Allah kepada Nabi Musa yang sebenarnya
telah mereka ketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar