Pada
waktu kaum Yahudi di Madinah sedang ramai membicarakan tentang kemajuan dakwah
agama yang dibawa Nabi SAW dan perselisihan antara Nabi SAW dengan para pendeta
mereka, tiba-tiba datanglah utusan kaum Nashrani Najran (Yaman) yang terdiri
dari 60 orang berkendaraan dan dengan keadaan yang serba mewah.
Diantara 60
orang tersebut ada 14 orang dari golongan bangsawan mereka, dan diantara 14
orang itu ada 3 orang yang terkemuka. Adapun nama-nama 14 bangsawan dan pemuka
mereka itu ialah : 1. Al-'Aaqib (Abdul Masih), 2. As-Sayyid (Al-Aiham), 3. Abu Haritsah bin 'Alqamah, 4. Aus, 5. Al-Haarits, 6. Zaid, 7. Qais, 8. Yazid, 9. Nubaih, 10. Khuwailid, 11. 'Amr, 12. Khalid, 13. Abdullah dan, 14. Yuhannas.
Al-'Aaqib
sebagai kepala rombongan dan penasehat mereka yang tertinggi, mereka tidak
mengemukakan suatu urusan dan memutuskan suatu perkara melainkan dari
nasehatnya.
Sedang As-Sayyid sebagai pemimpin mereka yang bertanggungjawab
mengenai kesulitan-kesulitan mereka. Dan Abu Haritsah
sebagai pembesar pendeta atau ulama mereka yang tertinggi dan yang berhak
memberikan pengajaran agama kepada mereka. Para
raja Rum yang beragama Kristen dikala itu sangat menghormati dan memuliakan
kepadanya dan mendirikan gereja-gereja untuknya.
Diriwayatkan,
bahwa kedatangan mereka ke kota
Madinah itu dengan berkendaraan. Mereka lalu masuk ke masjid
Nabi SAW dan masing-masing dengan memakai pakaian negeri Yaman yang indah,
memakai jubah dan ridak (selendang) dari sutera, serta memakai cincin emas di
tangan mereka. Kemudian mereka mengerjakan shalat di
dalam masjid. Ketika itu ada diantara shahabat Nabi SAW
yang berkata, "Kami belum pernah melihat rombongan yang seperti mereka
itu". Lalu Nabi SAW bersabda, "Biarkanlah mereka itu mengerjakan
shalat cara mereka". Dan mereka
itu shalat menghadap ke arah timur. Sehabis shalat,
mereka menghadap kepada Nabi SAW.
Diriwayatkan,
setelah mereka berhadapan dengan Nabi SAW, lalu pendeta mereka berbicara dan
bertanya-jawab dengan Nabi SAW tentang soal ketuhanan Nabi 'Isa, atau Nabi 'Isa
dianggap putera Tuhan, atau tentang tiga Tuhan.
Mereka mengemukakan alasan-alasan guna menguatkan kepercayaan
mereka kepada tiga Tuhan, tetapi satu demi satu, alasan mereka dijawab oleh Nabi
SAW dengan jelas. Karena Nabi SAW dikala itu diberi wahyu oleh Allah yang
mengandung beberapa puluh ayat (ada ulama tarikh yang berpendapat dari ayat 1
s/d 80 surat
Ali Imran diturunkan berkenaan dengan kaum Nashrani Najran tersebut).
Diantaranya, firman Allah SWT :
اِنَّ مَثَلَ عِيْسى عِنْدَ اللهِ كَمَثَلِ ادَمَ، خَلَقَه مِنْ تُرَابٍ
ثُمَّ قَالَ لَه كُنْ فَيَكُوْنُ. َاْلحَقُّ مِنْ رَّبّكَ فَلاَ تَكُنْ مّنَ
اْلمُمْتَرِيْنَ. ال عمران:59-60
Sesungguhnya
perumpamaan (penciptaan) "Isa pada sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam,
Dia menciptakan Adam dari tanah, kemudian Dia berfirman kepadanya, "Jadilah
(seorang manusia)", maka jadilah dia. (Apa yang telah Kami ceritakan itu),
itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk
orang-orang yang ragu-ragu.
[QS. Ali Imran : 59-60]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar