Nabi
SAW bersama tentara Islam setelah mendengar khabar dari budak kaum Quraisy
tersebut dan beliau memperkirakan, bahwa tentara Quraisy lebih kurang ada 1000
orang, dan sudah tentu dengan bersenjata lengkap serta persediaan cukup.
Maka
waktu itu Nabi SAW mengingat bahwa tentaranya hanya 300 orang lebih sedikit,
jadi sepertiganya tentara kaum Quraisy dengan senjata kurang lengkap, dan
persediaan perang serba kurang. Oleh sebab itu untuk menebalkan iman tentaranya,
dan untuk meneguhkan semangat barisannya, maka Nabi SAW lalu berdoa kepada
Allah,
اَللّهُمَّ اِنَّهُمْ حُفَاةٌ فَاحْمِلْهُمْ. اَللّهُمَّ اِنَّهُمْ
عُرَاةٌ فَاكْسُهُمْ. اَللّهُمَّ اِنَّهُمْ جِيَاعٌ فَاَشْبِعْهُمْ. اَللّهُمَّ
اِنَّهُمْ عَالَةٌ فَاَغْنِهِمْ.
“Ya
Allah ! Sesungguhnya mereka (tentara Islam) ini sama kosong (tidak membawa apa-apa), maka dari itu berilah
mereka itu kendaraan. Ya Allah ! Sesungguhnya mereka
itu telanjang, maka dari itu berilah mereka itu pakaian. Ya Allah ! Sesungguhnya mereka itu lapar, maka dari itu berilah
mereka itu kenyang. Ya Allah ! Sesungguhnya mereka menderita maka dari itu berilah mereka
kekayaan”.
Kemudian
Nabi SAW dengan diiringkan oleh tentaranya terus berjalan sehingga sampai pada
suatu lembah yang jauh dari tempat air, di tempat yang penuh pasir lagi
kering.
Oleh sebab itu tentara Islam banyak yang merasa dahaga, dan
kekurangan air.
Kemudiam
Allah menurunkan hujan dengan lebatnya, yang sebelumnya tidak seorang pun yang
menyangka akan turun hujan.
Dengan
sebab hujan yang sangat lebat itu, tentara Islam mendapat air yang
sebanyak-banyaknya, lembah-lembah mengalirkan air, kolam-kolam penuh air, lalu
masing-masing bisa mandi, berwudlu dan lain sebagainya, dan tanah yang
ditempatinya menjadi lekat.
Diriwayatkan,
bahwa sebelum Nabi SAW dan tentaranya mendapat air, beliau dengan diiringkan
oleh tentaranya terburu-buru datang ke tempat air di Badr. Setelah sampai di
tempat itu, Nabi lalu berhenti dengan maksud bahwa tempat itu akan dipergunakan menjadi tempat pertempuran dengan tentara
Quraisy. Ketika itu oleh seorang sahabat yang bernama Habbab bin Al-Mundzir,
Nabi ditanya,
يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَ رَاَيْتَ هذَا اْلمَنْزِلَ. اَ مَنْزِلاً
اَنْزَلَكَهُ اللهُ لَيْسَ لَنَا اَنْ نَتَقَدَّمَ وَ لاَ اَنْ نَتَأَخَّرَ عَنْهُ
اَمْ هُوَ الرَّأْيُّ وَ اْلحَرْبُ وَ اْلمَكِيْدَةُ ؟ قَالَ: بَلْ هُوَ اْلحَرْبُ
وَ الرَّأْيُ وَ اْلمَكِيْدَةُ. فَقَالَ: فَاِنَّ هذَا لَيْسَ بِمَنْزِلٍ فَانْهَضْ
بِالنَّاسِ حَتَّى نَأْتِيَ اَدْنَى مَاءٍ مِنَ الْقَوْمِ فَنَنْزِلُهُ ثُمَّ
نُغَوِّرُ مَا وَرَاءَهُ مِنَ اْلآَبَارِ، ثُمَّ نَبْنِى عَلَيْهِ حَوْضًا
فَنَمْلَؤُهُ مَاءً، ثُمَّ نُقَاتِلُ الْقَوْمَ فَنَشْرَبُ وَ لاَ
يَشْرَبُوْنَ.
“Ya
Rasulullah, Apakah dalam memilih tempat ini tuan menerima wahyu dari Allah SWT
sehingga tidak dapat diubah lagi ? Ataukah berdasarkan
pendapat dan tipu muslihat peperangan ?” Rasulullah SAW
menjawab, “Tempat ini ku pulih berdasarkan pendapat dan tipu musilihat
peperangan. Kemudian Al-Habbab mengusulkan, “Ya Rasulullah, jika demikian, ini
bukan tempat yang tepat. Ajaklah pasukan pindah ke tempat air
yang dekat dengan musuh. Kita membuat kubu pertahanan di
sana
dan menggali sumur-sumur di belakangnya. Kita membuat kolam
dan kita isi dengan air hingga penuh. Dengan demikian kita akan berperang dalam keadaan mempunyai persediaan air minum
yang cukup, Sedangkan musuh tidak akan memperoleh air minum”. Rasulullah SAW
menjawab, “Pendapatmu sungguh baik”.
Kemudian
Rasulullah SAW bergerak dan pindah ke tempat yang diusulkan oleh Khabbab
RA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar