Dari
penjelasan yang lalu, mengertilah kita bahwa jihad itu bukan hanya berperang di
medan
pertempuran saja, tetapi lebih luas lagi. Untuk melengkapi keterangan tersebut
baiklah kita perhatikan penjelasan Syaikh Thanthawi Jauhari di dalam kitabnya
"Al-Qur'an wal 'Ulumul 'Ashriyah" sebagai berikut
: Orang-orang yang kurang mengerti banyak yang menyangka bahwa jihad
itu tidak lain hanyalah berperang melawan orang-orang kafir belaka. Sekali-kali
tidak begitu ! Sebagaimana para ulama
ahli hukum agama yang benar-benar mengerti telah menetapkan bahwa jihad itu
tidaklah terbatas berperang melawan musuh belaka, tetapi mengandung arti, maksud
dan tujuan yang sangat luas. Memajukan pertukangan, kerajinan, pertanian,
membangun negara, mengusahakan ketinggian akhlaq dan memuliakan serta
meninggikan derajat suatu ummat, itu semuanya termasuk jihad juga yang tidak
kurang pentingnya daripada orang-orang yang mengangkat senjata melawan
musuh".
Lebih
lanjut beliau berkata : "Sesungguhnya barisan bala
tentara yang berhadap-hadapan dengan musuh tidak akan kuat dan kuasa bertahan di
atas kedudukannya kecuali di belakang mereka itu ada pemerintahan yang teratur
rapi, yang mempunyai pabrik-pabrik senjata secara lengkap, mempunyai persediaan
makanan yang cukup untuk dikirim ke medan
peperangan. Maka dari itu barangsiapa yang menyangka bahwa kaum petani yang
mengolah sawah ladangnya yang berusaha mengeluarkan segala apa yang ada,
tukang-tukang besi dan pembuat-pembuat senjata dan alat-alat pengangkutan serta
tukang-tukang kayu yang melengkapi alat-alat itu dan pembuat makanan untuk
persediaan makanan bala tentara itu lebih rendah dan lebih sedikit pahalanya
daripada bala tentara yang berjuang dan bertempur di medan pertempuran, maka ia
adalah orang yang sangat bodoh tentang urusan agama dan tersesatlah pendapatnya
itu, dan dia adalah orang yang lalai tentang Islam yang sebenarnya".
Dan
Nabi Muhammad SAW sendiri tatkala kembali dari salah satu peperangan telah
bersabda, "Kita telah kembali dari perang yang kecil menuju perang yang lebih
besar, ialah perang terhadap hawa nafsu".
Apakah
hal itu bukan suatu petunjuk bagi kaum muslimin bahwa berperang melawan hawa
nafsu itu lebih tinggi derajatnya daripada memerangi musuh (orang-orang
kafir) ?
Adapun
berperang melawan hawa nafsu ialah meninggalkan sifat dan kebiasaan malas,
berusaha mengerjakan pembangunan-pembangunan, meninggikan derajat ummat,
menjelajahi bumi untuk menuntut pengetahuan, mendidik ketinggian akhlaq dan
sebagainya.
Maka dari itu, orang yang mendidik dirinya sendiri supaya baik dan benar itu
termasuk mujahid (orang yang berperang, berjihad) berusaha menjalankan
pembangunan-pembangunan itu juga berjihad di muka bumi untuk mengetahui hal-hal
yang berguna bagi kaum muslimin itu juga berjihad, dan orang alim yang ilmunya
berguna bagi kaum muslimin, itupun berjihad pula.
Disamping
uraian tersebut, di bawah ini kami kutipkan lagi satu riwayat dari Nabi SAW yang
menunjukkan bahwa arti jihad itu tidak hanya berperang saja
:
عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ رض قَالَ: مَرَّ عَلَى النَّبِيِّ ص رَجُلٌ
فَرَأَى اَصْحَابُ رَسُوْلِ اللهِ ص مِنْ جَلَدِهِ وَ نَشَاطِهِ. فَقَالُوْا: يَا
رَسُوْلَ اللهِ لَوْ كَانَ هذَا فِى سَبِيْلِ اللهِ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى وَلَدِهِ صِغَارًا فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ، وَ
اِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى اَبَوَيْنِ شَيْخَيْنِ كَبِيْرَيْنِ فَهُوَ فِى
سَبِيْلِ اللهِ، وَ اِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى نَفْسِهِ يُعِفُّهَا فَهُوَ
فِى سَبِيْلِ اللهِ، وَ اِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى رِيَاءً وَ مُفَاخَرَةً فَهُوَ
فِى سَبِيْلِ الشَّيْطَانِ. الطبرانى
Dari
Ka'b bin 'Ujrah RA, ia berkata : Telah berlalu seorang
laki-laki di hadapan Nabi SAW, lalu para shahabat Rasulullah SAW setelah melihat
kekuatan dan ketangkasan orang itu mereka berkata, "Alangkah baik dan hebatnya
jika orang ini ikut berjihad di jalan Allah". Maka Rasulullah
SAW bersabda, "Jika ia keluar berusaha untuk anaknya yang masih kecil-kecil,
maka ia di jalan Allah. Jika ia keluar berusaha
untuk keperluan kedua orang tuanya yang sudah lanjut, maka ia di jalan Allah.
Jika ia keluar berusaha untuk dirinya agar terpelihara
kehormatannya, maka ia di jalan Allah. Dan jika ia keluar
berusaha karena riya' dan bermegah diri, maka ia di jalan
syaithan".
[HR. Thabrani dengan rijal shahih]
Dengan
hadits ini makin bertambah jelaslah bahwa arti jihad menurut Islam itu sangat
luas sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar