Diriwayatkan,
bahwa para pendeta Nashrani Najran sebelum kembali ke qabilahnya, pada suatu
hari berkumpul dihadapan Nabi SAW bersama para pendeta kaum Yahudi yang ada di
kota
Madinah. Dikala itu, terjadilah perselisihan dan perdebatan ramai antara mereka
dihadapan beliau SAW, dan yang diperdebatkan ialah tentang agama Nabi Ibrahim
dan tentang ketuhanan mereka masing-masing.
Riwayatnya secara singkat demikian :
Demikianlah,
mereka bertengkar dan berdebat.
Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW untuk menengahi perdebatan mereka :
ياَهْلَ اْلكِتبِ لِمَ تُحَآجُّوْنَ فِيْ اِبْرهِيْمَ وَ مَآ اُنْزِلَتِ
التَّوْرـةُ وَ اْلاِنْجِيْلُ اِلاَّ مِنْ بَعْدِه، اَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ. هانْتُمْ
هؤُلآءِ حَاجَجْتُمْ فِيْمَا لَكُمْ بِه عِلْمٌ فَلِمَ تُحَآجُّوْنَ فِيْمَا لَيْسَ
لَكُمْ به عِلْمٌ، وَ اللهُ يَعْلَمُ وَ اَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ. مَا كَانَ
اِبْرهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّ لاَ نَصْرَانِيًّا وَّ لكِنْ كَانَ حَنِيْفًا
مُّسْلِمًا، وَّ مَا كَانَ مِنَ اْلمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ اَوْلَى النَّاسِ
بِاِبْرهِيْمَ لَلَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ وَ هذَا النَّبِيُّ وَ الَّذِيْنَ
امَنُوْا، وَ اللهُ وَلِيُّ اْلمُؤْمِنِيْنَ . ال عمران:65-68
Hai
Ahli Kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat
dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim, apakah kamu tidak berpikir ?" Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah
membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah
tentang hal yang tidak kamu ketahui ?. Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Ibrahim itu bukan seorang Yahudi dan
bukan (pula) seorang Nashrani, akan tetapi dia adalah
seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah
dia termasuk golongan orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya orang yang paling
dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini
(Muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah
Pelindung semua orang-orang yang beriman.
[QS. Ali Imran : 65-68]
Demikianlah
wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi SAW yang dengan tegas menjelaskan
kesalahan-kesalahan mereka (kedua belah pihak) yang saling berbantah-bantahan
tentang Nabi Ibrahim.
Selanjutnya
dikala itu perbantahan mereka mengenai ketuhanan, dijelaskan dan diselesaikan
pula oleh wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi SAW.
Dengan demikian, maka merupakan satu kesempatan bagi Nabi SAW
untuk mengajak kepada kedua belah pihak supaya kembali kepada tauhid yang benar
dan beribadah kepada Allah Yang Maha Esa, karena tidak ada Tuhan melainkan
Allah.
Kaum
Yahudi mempercayai dan menganggap bahwa 'Uzair itu putera Allah, dan kaum
Nashrani mempercayai dan menganggap bahwa 'Isa itu putera Allah, tetapi Nabi
Muhammad SAW dengan tegas menyatakan kepada mereka (Yahudi dan Nashrani), bahwa
kepercayaan yang demikian itu tidak benar.
Dan beliau menyeru kepada mereka dengan wahyu yang telah diterima :
قُلْ ياَهْلَ اْلكِتبِ تَعَالَوْا اِلى كَلِمَةٍ سَوَآءٍ بَيْنَنَا وَ
بَيْنَكُمْ اَلاَّ نَعْبُدَ اِلاَّ اللهَ وَ لاَ نُشْرِكَ بِه شَيْئًا وَّ لاَ
يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مّنْ دُوْنِ اللهِ، فَاِنْ تَوَلَّوْا
فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ. ال عمران:64
Katakanlah,
"Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak
ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan
tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, "Saksikanlah,
bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
[QS. Ali Imran : 64]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar