Abdullah
bin Salam, nama kecilnya adalah Hushain bin Salam bin
Harits, dari keturunan Nabi Yusuf bin Ya'qub AS. Ia
adalah seorang pendeta dan ulama Yahudi dari Bani Qainuqa' yang paling dalam
pengetahuannya tentang kitab Taurat.
Sebelum Nabi SAW berhijrah ke Madinah, ia
telah menanti-nanti kedatangan Rasul Allah yang terakhir tersebut, yang
sifat-sifatnya telah termaktub dalam Taurat dan Injil, serta kedatangannya telah
dijanjikan di dalamnya. Kemudian, pada hari Nabi SAW tiba Madinah, ia mendapat berita bahwa orang yang dinanti-nanti dan
diharap-harap kedatangannya itu telah tiba di Madinah. Beberapa hari kemudian
ia datang menghadap Nabi SAW seorang diri secara
rahasia, karena khawatir nasib dirinya dan keluarganya jika keislamannya
terdengar oleh kaumnya, terutama kawan-kawannya sesama pendeta Yahudi. Setelah
berhadapan dengan Nabi SAW, ia mencocokkan sifat-sifat
beliau dengan sifat-sifat yang telah disebutkan dalam Taurat dan Injil. Setelah
diketahuinya bahwa sifat-sifat dan tanda-tanda itu cocok, seketika itu juga
ia masuk Islam. Sekembalinya dari bertemu dengan Nabi
SAW, lalu ia mengajak keluarganya supaya mengikut
seruan Nabi SAW. Dan seruannya itu pun diterima oleh seluruh
keluarganya, yang akhirnya mereka semua menjadi pengikut Nabi SAW, itupun secara
rahasia.
Kemudian
untuk membuktikan kepada Nabi SAW bahwa kaum Yahudi itu pendusta, pembohong dan
pengkhianat terhadap kebenaran, maka pada suatu hari Abdullah bin Salam datang
ke rumah Nabi SAW dengan diam-diam. Setelah bertemu dengan beliau, lalu meminta
kepada beliau, bahwa sewaktu-waktu kaum Yahudi datang kepada beliau, supaya
beliau menanyakan pendapat mereka tentang dirinya (Abdullah bin Salam), agar
mereka menerangkan hal-hal tentang dirinya, dan ia minta pula kepada beliau
supaya diizinkan masuk ke dalam kamar beliau untuk bersembunyi jika kaum Yahudi
datang. Lalu Nabi SAW berjanji akan mengabulkan semua
permintaannya.
Ketika
kelihatan dari rumah Nabi bahwa kaum Yahudi datang berbondong-bondong menuju ke
rumah beliau, maka beliau segera menyuruh Abdullah bin Salam masuk ke dalam
kamar. Pada waktu itu kaum Yahudi yang datang ke rumah Nabi SAW belum mengetahui
bahwa Hushain bin Salam telah menjadi pengikut Islam, dan belum mengetahui bahwa
waktu itu ia sedang bersembunyi di dalam kamar
Nabi.
Setelah
mereka berhadapan dengan Nabi SAW, beliau lalu bertanya kepada mereka : "Bagaimana keadaan seorang lelaki yang bernama
Hushain bin Salam ?" Mereka menjawab : "Ia ada
di dalam kebaikan". Nabi SAW bertanya pula :
"Bagaimana pendapatmu tentang dia ?" Mereka menjawab
: "Menurut hemat kami, Hushain bin Salam itu adalah tuan kami dan anak
lelaki dari tuan kami. Ia adalah sebaik-baik orang kami
dan anak lelaki dari sebaik-baik orang kami. Ia adalah
semulia-mulia orang kami dan anak laki-laki dari semulia-mulia orang kami. Ia
adalah seorang yang paling alim dari golongan kami, karena dewasa ini di
kota
Madinah tidak ada seorang pun yang melebihi kealimannya tentang kitab Allah
(Taurat)".
Demikianlah
mereka memuji Abdullah bin Salam. Lalu Nabi SAW bersabda kepada mereka : "Jadi, Hushain bin Salam itu adalah seorang dari
golongan kalian yang paling terpandang segalanya ?" Mereka menjawab : "Ya, betul begitu Muhammad". Kemudian Nabi
SAW memanggil Abdullah bin Salam : "Hai Hushain bin
Salam, keluarlah".
Abdullah
bin Salam segera keluar, lalu mendekat kepada Nabi SAW dan menghadapkan muka
kepada mereka sambil berkata : "Hai golongan
orang-orang Yahudi ! Hendaklah kamu sekalian takut kepada Allah ! Terimalah dengan baik segala apa yang telah datang
kepada kamu ! Demi Allah, sesungguhnya kamu sekalian
telah mengetahui bahwa beliau ini Pesuruh Allah, yang kamu sekalian telah
mendapati dan mengenal sifat-sifat beliau ini didalam kitab yang ada di sisimu ?. Maka sesungguhnya saya telah
bersaksi bahwa beliau ini adalah nabi dan pesuruh Allah. Sebab memang sebelumnya saya telah mengenal sifat-sifat beliau
sebagaimana yang tersebut dalam kitab Taurat. Oleh sebab itu sekarang
saya telah beriman kepada beliau, membenarkan segala apa yang didatangkan oleh
beliau dan mengikut semua seruan beliau".
Mendengar
ucapan Abdullah bin Salam itu, dengan perasaan sangat menyesal mereka berkata : "Tuan berdusta ! Mengapa tuan berani berkata
demikian ?".
Abdullah
bin Salam menyahut : "Celakalah kamu semua !
Hendaklah kamu takut kepada Allah !. Apakah kamu
sekalian tidak mengenal sifat-sifat beliau ini dalam kitab Taurat ?".
Mereka
menjawab : "Tidak ! Tuanlah yang berdusta ! Tuan adalah sejelek-jelek orang
dari golongan kami. Sebab tuan sekarang sudah
beragama lain".
Kemudian
mereka bubar dan pergi meninggalkan rumah Nabi SAW, sedangkan Abdullah bin Salam
masih ada di hadapan beliau. Ia berkata kepada beliau :
"Inilah yang saya khawatirkan, ya Rasulullah. Saya sebelumnya telah
menuturkan kepada tuan bahwa kaum Yahudi itu adalah
kaum pendusta, pembohong lagi pengkhianat".
Kemudian
Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW
:
قُلْ اَرَأَيْتُمْ اِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللهِ وَ كَفَرْتُمْ بِه وَ
شَهِدَ شَاهِدٌ مّنْ بَنِيْ اِسْرَآءِيْلَ عَلى مِثْلِه فَامَنَ وَ
اسْتَكْبَرْتُمْ، اِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِى اْلقَوْمَ الظّلِمِيْنَ. الاحقاف:10
Katakanlah
:
"Terangkanlah kepadaku bagaimanakah pendapatmu jika Al-Qur'an itu datang dari
sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil
mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al-Qur'an lalu dia
beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim".
[QS Al-Ahqaaf : 10]
Diriwayatkan,
bahwa setelah Abdullah bin Salam masuk Islam, dan diketahui oleh pendeta-pendeta
dan ulama-ulama Yahudi, ia dicaci maki, dihina,
dijelek-jelekkan dan sangat dimusuhi. Antara lain, pada suatu hari diantara
pendeta-pendeta Yahudi ada yang berkata kepada kawannya, dan perkataan itu
sengaja ditujukan kepada diri Abdullah bin Salam :
"Tidak ada orang yang percaya kepada Muhammad dan seruannya, melainkan
seburuk-buruk dan serendah-rendahnya orang. Orang yang sebaik-baik dan
semulia-mulia dari golongan kita tidak akan berani
meninggalkan agama pusaka nenek moyangnya lalu mengikut agama lain, dari
golongan lain dan dari bangsa lain. Barangsiapa dari golongan kita sampai
mengikuti agama Muhammad, maka teranglah bahwa ia sejahat-jahat orang di
kalangan kita".
Sehubungan
dengan peristiwa itu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW
:
لَيْسُوْا سَوَآءً، مِنْ اَهْلِ اْلكِتب اُمَّةٌ قَآئِمَةٌ يَّتْلُوْنَ
ايتِ اللهِ انَآءَ الَّيْلِ وَ هُمْ يَسْجُدُوْنَ. يُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَ
اْليَوْمِ اْلاخِرِ وَ يَأْمُرُوْنَ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ يَنْهَوْنَ عَنِ
اْلمُنْكَرِ وَ يُسَارِعُوْنَ فِى اْلخَيْرَاتِ، وَ اُولـئِكَ مِنَ الصّلِحِيْنَ.
وَ مَا يَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُّكْفَرُوْهُ، وَ اللهُ عَلِيْمٌ
بِاْلمُتَّقِيْنَ. ال عمران: 113-115
Mereka
itu tidak sama, diantara ahli kitab itu ada golongan
yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam
hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). Mereka beriman
kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan;
mereka itu termasuk orang-orang yang shalih. Dan apa saja kebajikan yang
mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala)nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang
bertaqwa.
[QS. Ali Imran : 113-115]
Demikianlah
riwayat masuk Islamnya Hushain bin Salam. Setelah ia
memeluk Islam, namanya diganti oleh Nabi SAW dengan Abdullah bin Salam.
Selanjut-nya ia menjadi pemeluk Islam yang thaat, ia termasuk dari sahabat
Anshar, dan meninggal dunia pada tahun 43 H di Madinah pada zaman Khalifah
Mu'awiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar